Sunday, March 4, 2012

Warna Warni Logam


Untuk menepati janji saya sebelumnya, sekarang saya akan menjelaskan sedikit mengenai warna warni logam.
Warna warni logam ini maksudnya adalah uji warna nyala yang digunakan untuk identifikasi analisis LOGAM.
Lalu, logam apa saja kah yang bisa dianalisa dengan uji nyala ini?
Bagaimana mekanisame munculnya warna nyala seperti ini?
Dan bagaimana kah prosedur analisa dengan metode ini?
Mari kita bahas satu per satu..
Berikut ini logam yang dapat diidentifikasi menggunakan pengujian warna nyala beserta warna nyalanya,


Kalsium --> Orange-merah







 Kalium --> lilac (pink)






 Natrium --> Orange cemerlang terus menerus






 Tembaga --> Biru-hijau (disertai percikan putih)





 Lithium --> merah






Rb --> merah (lembayung kemerah-merahan)
Cs --> biru lembayung
Sr --> merah
Ba -->  hijau pucat
Pb -->  putih keabu-abuan

Bagaimana cara membedakan warna merah lithium dengan warna merah stronsium? Pertama ambil sampel senyawa lithium dan stronsium, lalu ulangi uji warna nyala, bandingkan warna yang dihasilkan dengan salah satu sampel senyawa yang diketahui.

Ion-ion  logam yang dipanaskan akan menyebabkan elektron-elektron mendapatkan energi dan bisa berpindah ke orbital kosong manapun pada level yang lebih tinggi, orbital yang dicapai tergantung pada seberapa besar energi yang diserap oleh elektron.
Karena elektron yang berpindah ke level lebih tinggi menjadi lebih tidak stabil, maka elektron-elektron ini cenderung turun kembali ke level di mana sebelumnya mereka berada.
Perpindahan ini akan melepaskan sejumlah energi yang dapat dilihat sebagai cahaya dengan warna tertentu. Perpindahan yang terjadi tidak harus sekaligus, dan tidak menutup kemungkinan turun hingga 2 level sekaligus, karena tida selalu turun hanya satu level.
Akibat dari semua perpindahan ini, terbentuklah sebuah spektrum garis yang berwarna. Warna yang terlihat adalah kombinasi dari semua warna individual. Besarnya energi dari perpindahan atau lompatan elektron bervariasi dari satu ion logam ke ion logam lainnya. Artinya, setiap logam yang berbeda akan memiliki pola garis-garis spektra yang berbeda, sehingga warna nyala yang dihasilkan berbeda-beda.

Prosedur pengujian ini dilakukan sebagai berikut,
1. Bersihkan kawat platinum atau nichrom (alloy nikel-kromium) dengan mencelupkannya ke dalam asam hidroklorat pekat, kemudian panaskan pada Bunsen. Ulangi sampai kawat tidak menimbulkan warna nyala.
2. Setelah bersih celupkan lagi kawat pada asam dan celupkan ke dalam sedikit bubuk yang akan di uji, lalu bakar kawat pada nyala Bunsen.
3. Jika warna nyala memudar, ulangi prosedur nomer 2, dengan demikian akan sering terlihat kilasan warna yang muncul sangat singkat namun intensif.

Pengujian warna nyala ini termasuk yang spesifik, sehingga terasa menyenangkan karena lebih mudah mendapatkan kesimpulan..

No comments:

Post a Comment